Cari Blog Ini

Jumat, 28 Oktober 2011

prinsip dakwah


Prinsip Dakwah
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“hadist”
Dosen pembimbing :
Drs. H. Abd. Mujib Adnan, M.Ag.
154877_171252989563669_100000369074399_442965_474648_n
Oleh:
Teguh Elfan Hidayat :                B01210009
Leni nur aini :                            B01210008
Muhammad nurus shobih :         B01210007

Kpi A
FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.
             Segala puji bagi Allah yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya bagi kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas  membuat makalah pada mata kuliah “hadist”.
            Dalam hal ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Drs. H. Abd. Mujib Adnan, M.Ag., Yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini Makalah ini betemakan  prinsip dakwah”.
             Atas terbentuknya makalah ini kami sebagai penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini.
             Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

      
                                                                                                                        Hormat kami,



                                                                                                                          
                                                                                                                            Penyusun












DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I        PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1. Latar Belakang................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
BAB II       PEMBAHASAN ................................................................................... 2
      1. dakwah dan amar ma;ruf nahi munkar.............................................................. 2
      2. dakwah menurut alquran.................................................................................. 4
      3. prinsip dakwah................................................................................................ 6
BAB III     PENUTUP............................................................................................. 7
      A. Kesimpulan............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 8

    


BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Dunia semakin hari semakin maju dan modern, perkembanganya pun semakin cepat, dan kerusakan yang di timbulkanya pun juga semakin banyak. Maka manusia perlu di berikan pengarahan-pengarahan lagi tentang etika-etika dalam bermasyarakat dan berkarya di dunia, sehingga tidak saling berlomba untuk semakin maju dan maju tanpa memperdulikan efek setelahnya.
Oleh karena itu, dakwah sangatlah di butuhkan saat ini sebagai satu-satunya alat yang di gunakan untuk menyadarkan manuia kembali ke jalan yang benar. Pastinya dalam berdakwah tidak hanya sebatas menyampaikan kebenaran saja, tapi perlu adanya prinsip-prinsip dalam berdakwah, supaya dakwah itu dapat di lakukan dengan baik dan benar dan juga ter manage dengan baik.

2.      RUMUSAN MASALAH
A.     Apa pengertian dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar?
B.     Bagaimana dakwah menurut alquran?
C.     Bagaimana prinsip dalam berdakwah?
















BAB II
PEMBAHASAN
A.                 Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar
  • Hadits Tentang Prinsip Dakwah

عن أبى موس السعري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم اطعمو الجائع وعود المريض وفكوالعاني

”Dari Abu Musa al Asy’ari beliau berkata sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, berikan makan kepada orang yang sedang lapar, jenguklah orang yang sedang sakit, bebaskan orang-orang yang bermasalah atau sedang tertindas”.
  • . Penjelasan
Hadits ini menjelaskan bahwa sahabat Abu Musa al-Asy’ari ini memberkan atau mengingatkan serta menjelaskan kepada semua masyarakat tentang apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: (اطعمو الجائع) berilah makan terhadap orang yang kelaparan.
Sebagai mahasiswa atau orang yang berwawasan sosial atau mempunyai profesi atau jurusan sebagai da’i, kita harus mempunyai pemikiran yang luas. Makna dari (اطعمو الجائع) menurut pandangan kita bagi calon-calon da’i, ini bisa tafsirkan secara luas, misalnya. Di dalam berkehidupan dan bermasyarakat ada tetangga kita yang sakit mari kita jenguk, ada yang kurang mampu mari kita bantu. Hal inilah juga merupakan (اطعمو الجائع). Jadi tidak terpakai kepada makna secara leterlek yang maknanya tadi hanya memberi makan kepada orang yang lapar saja. Sesuatu hal inilah dapat kita manfaatkan dengan dakwah dengan pendekatan masyarakat dengan baik. Di dalam (اطعمو الجائع) ini kita bisa tafsirkan dengan makna sesuatu hal yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan. Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Syaikh Ali Mahfuzh -murid Syaikh Muhammad Abduh- sebagai pencetus gagasan dan penyusunan pola ilmiah ilmu da'wah memberi batasan mengenai da'wah sebagai: "Membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan maencegah dari perbuatan yang munkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia dan di akhirat." Da'wah adalah usaha penyebaran pemerataan ajaran agama di samping amar ma'ruf dan nahi munkar. Terhadap umat Islam yang telah melaksanakan risalah Nabi lewat tiga macam metode yang paling pokok yakni da'wah, amar ma'ruf, dan nahi munkar, Allah memberi mereka predikat sebagai umat yang berbahagia atau umat yang menang. Adapun mengenai tujuan da'wah, yaitu: pertama, mengubah pandangan hidup. Dalam QS. Al Anfal: 24 di sana di siratkan bahwa yang menjadi maksud dari da'wah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang sebenarnya. Hidup bukanlah makan, minum dan tidur saja. Manusia dituntut untuk mampu memaknai hidup yang dijalaninya. Kedua, mengeluarkan manusia dari gelap-gulita menuju terang-benderang. Ini diterangkan dalam firman Allah: "Inilah kitab yang kami turunkan kepadamu untuk mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada terang-benderang dengan izin Tuhan mereka kepada jalan yang perkasa, lagi terpuji." (QS. Ibrahim: 1)
Secara prinsipil seorang Muslim dituntut untuk tegas dalam menyampaikan kebenaran dan melarang dari kemunkaran. Rasul Saw. bersabda: "Barang siapa di antara kamu menjumpai kemunkaran maka hendaklah ia rubah dengan tangan (kekuasaan)nya, apabila tidak mampu hendaklah dengan lisannya, dan jika masih belum mampu hendaklah ia menolak dengan hatinya. Dan (dengan hatinya) itu adalah selemah-lemahnya iman". Hadits ini memberikan dorongan kepada orang Muslim untuk ber-amar ma'ruf dengan kekuasaan dalam arti kedudukan dan kemampuan fisik dan kemampuan finansial. Amar ma'ruf dan khususnya nahi munkar minimal diamalkan dengan lisan melalui nasihat yang baik, ceramah-ceramah, ataupun khutbah-khutbah, sebab semua. Muslim tentunya tidak ingin bila hanya termasuk di dalam golongan yang lemah imannya.
Dalam menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar hendaknya memperhatikan beberapa poin yang insya Allah bisa diterapkan dalam berbagai bentuk masyarakat:
1.      Hendaknya amar ma'ruf nahi munkar dilakukan dengan cara yang ihsan agar tidak berubah menjadi penelanjangan aib dan menyinggung perasaan orang lain. Ingatlah ketika Allah berfirman kepada Musa dan Harun agar berbicara dengan lembut kepada Fir'aun (QS. Thaha: 44). Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan berbenah diri, sebab cara amar ma'ruf yang baik adalah yang diiringi dengan keteladanan.
2.      Menyampaikan amar ma'ruf nahi munkar disandarkan kepada keihklasan karena mengharap ridla Allah, bukan mencari popularitas dan dukungan politik.
3.      Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan menurut Al-Qur'an dan Al-Sunnah, serta diimplementasikan di dalam masyarakat secara berkesinambungan.
B.                 DAKWAH MENURUT AL-QUR’AN
1. Kembali kepada Al Qur’an dan As-Sunnah An-Nabawiyah yang shahih dengan pemahaman Salafush Shalih Radhiyallahu ‘Anhum sebagai pengamalan firman Allah ‘Azza wajalla,
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيراً
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. (Qs. An-Nisaa: 115)
Dan juga sebagai implementasi dari firman Allah Ta’ala:
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Al Baqarah: 137)
2. Tashfiyah / mensucikan kehidupan kaum muslimin dari noda-noda kesyirikan dalam berbagai bentuknya, memperingatkan dari bid’ah yang mungkar dan pemikiran-pemikiran batil yang menyusup ke dalam tubuh kaum muslimin, membersihkan sunnah nabi dari riwayat-riwayat dha’if dan palsu yang mengotori kemurnian islam dan menghambat kemajuan kaum muslimin demi menunaikan amanah ilmiyah seperti sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُوْلُهُ يَنْفُوْنَ عَنْهُ تَحْرِيْفَ الْغَالِيْنَ وَانْتِحَالَ المْبُطْلِيْنَ وَتَأْوِيْلَ الجْاَهِلِيْنَ
Agama ini dibawa pada setiap penerusnya oleh orang-orang adilnya, mereka melenyapkan penyimpangan orang-orang yang melampau batas dan tipu daya para pengekor kebatianl serta menghilangkan takwilnya orang-orang jahil”.
Juga sebagai realisasi firman Allah Ta’ala :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الْأِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Qs. Al Maidah: 2)
3. Membina kaum muslimin di atas agama mereka yang haq, mengajak mereka untuk mengamalkan hukum-hukum agama islam dan berhias diri dengan keutamaan dan akhlak islam. Yang demikian akan memberikan jaminan untuk mendapatkan ridha Allah dan merealisasikan kebahagian dan keluhuran. Itu semua merupakan bentuk perwujudan sifat yang Allah sematkan terhadap kelompok yang selamat dari kerugian,
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Dan mereka saling mewasiatkan dengan kebenaran dan kesabaran”.
(Qs. Al Ashar: 3)
Dan juga sebagai ketundukan terhadap perintah Allah Ta’ala,
وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
Akan tetapi (dia berkata):”Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Alkitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (Qs. Ali Imran: 79)
4. Menghidupkan metode ilmiyah yang islami dan benar dengan bimbingan Al Qur’an dan As-Sunnah di atas manhaj Salafush Shalih, dan melenyapkan kebekuan taqlid madzhab serta membuang fanatik hizbi (kelompok) yang membelenggu akal kebanyakan kaum muslimin. Serta mewujudkan ukhuwah islamiyah diatas akidah dan manhaj Ahlus Sunnah sebagai pelaksanaan terhadap firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُو )آل عمران(103;
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. (Qs. Ali Imran: 103)
Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
كُوْنوُاْ عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً
Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”.
4.      Tidak memprovokasi kaum muslimin untuk melawan pemerintahnya meski mereka lalim, tidak melalui minbar-minbar khutbah atau pun melalui sarana-sarana lainnya, karena yang demikian menyelisihi sunnah Salafus Shalih, juga sebagai aplikasi dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِيْ سُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِيْهِ عَلاَنِيَةً وَلْيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَإِنْ سَمِعَ مِنْهُ فَذَاكَ وَإِلاَّ كَانَ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ
Barangsiapa ingin menasihati penguasa maka janganlah menampakkannya terang-terangan di hadapan massa, namun gaetlah tangannya (yakni dengan empat mata / rahasia), jika dia mau mendengar maka itulah (yang diharapkan), jika tidak mau mendengarnya maka dia telah menunaikan kewajibannya”.

C.                 PRINSIP DAKWAH
Dalam rangka berdakwah kepada yang berlainan agama sepatutnya seorang Da'i harus memperhatikan prinsip-prinsip dakwah, antara lain:
·        Prinsip tabsyir, adalah upaya untuk mendekati dan merangkul setiap potensi umat non-muslim untuk bergabung dalam naungan petunjuk Islam, dengan cara-cara yang bijaksana, pengajaran dan bimbingan yang baik, dan mujadalah (diskusi dan debat) yang lebih baik, serta memberikan pemahaman yang benar dan menarik tentang Islam, serta merangkul mereka untuk bersama-sama membangun masyarakat dan bangsa yang damai, aman, tertib dan sejahtera. Dengan cara ini dakwah kepada non-muslim tidak diarahkan untuk memaksa mereka memeluk Islam. Tetapi membawa mereka kepada pemahaman yang benar tentang Islam, sehingga mereka tertarik kepada Islam, bahwa dengan sukarela memasuki Islam.
·        Prinsip Tadarruj, adalah upaya dalam menerapkan syariat Islam secara pelan-pelan dan tidak sekaligus, agar mereka yang telah masuk Islam tidak merasa berat dengan agama barunya tersebut.
·        Prinsip Akhlaqul Karimah, adalah upaya memperlihatkan keindahan Islam kepada bukan Islam agar mereka tersentuh jiwanya dan mau mengikuti pentunjuk Allah. Prinsip ini pada dasarnya adalah pripsim propesional dimana didalam terkandung nilai-nilai universal seperti jujur, amanah, santun, tidak meminta-minta dan sebagainya.
·        Prinsip Hurriyah, adalah upaya berpikir kreatif dan bebas sesuai dengan nilai-nilai Islami, sehinggga dapat mencerdaskan pemikiran masyarakat. Berpikir bebas tanpa paksaan ini agar kalangan non muslim tidak merasa tertipu dan adanya rekayasa dalam dakwah Islam. Maka masyarakat non muslim jika mau masuk agama Islam murni atas kehendaknya sendiri bukan paksaan atau intimidasi dari pihak tertentu. Prinsip inilah yang membuat Islam bertahan lama di sebuah negara.
·        Prinsip Tasamuh, adalah upaya kedewasaan bermasyarakat agar saling menghormati, menghargai sesama, prinsip ini merupakan sebuah keluasan berpendapat dan bijak menghargai prinsip dari agama yang lain, sehingga masyarakat tidak terjebak dalam propokasi murahan.

BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Bahwa dakwah memiliki beberapa prinsip untuk melaksanakanya, yaitu
·         Prinsip tabsyir,
·        Prinsip Tadarruj,
·        Prinsip Akhlaqul Karimah,
·        Prinsip Hurriyah,
·        Prinsip Tasamuh,
Dengan adanya prinsip-prinsip tersebut, proses berdakwah akan lebih mudah untuk di lakukan dan bahkan akan mudah di terima oleh masyarakat,  Untuk berdakwak kepada masyarakat yang berlainan budaya hendaknya dilakukan dengan pendekatan dakwah kultural, yakni kegiatan dakwah dengan memperhatikan, memperhitungkan dan memanfaatkan adat-istiadat, seni, dan budaya lokal, yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, dalam proses menuju kehidupan Islami. Munculnya konsep dakwah kultural merupakan untuk mengembangkan sayap dakwahnya menyentuh ke seluruh lapisan umat Islam yang beragam sosial kulturalnya. Sehingga dengan dakwah kultural, organasasi dakwah dapat memahami pluralitas budaya, sehingga dakwah yang ditujukan kepada mereka dilakukan dengan dialog kultural, sehingga akan mengurangi benturan-benturan yang selama ini dipandang kurang menguntungkan, tetapi tetap berpegang pada prinsip pemurnian (salafiyyah) dan pembaharuan (tajdidiyah). Dengan demikian, dakwah kultural sebenarnya akan mengokohkan prinsip-prinsip dakwah dan amar makruf nahi munkar yang bertumpu pada tiga prinsip Tabsyir, Islah dan Tajdid.










DAFTAR PUSTAKA
Abdul-Khalik, Abdurrahman. 1991.Prinsip-prinsip dakwah salafiyyah. Jakarta : Dewan Pustaka Islam
Google books prinsip dakwah







Tidak ada komentar:

Posting Komentar